Skip to main content

Resolusiku di Tahun 2018!



Beberapa waktu lalu, beberapa jam setelah malam pergantian tahun, saya bercuit dalam salah satu jejaring sosial yang saya miliki:

Tahun telah berganti, dan di 2018 ini HARUS:
1.      Read More
2.      Write More
3.      Travel More

Resolusi saya memang tidak seperti kebanyakan orang yang menulis dengan panjang lebar dan merinci dengan pasti setiap detail asa mereka di tahun yang baru ini. Saya hanya menulis tiga poin dengan masing-masing dua kata. That’s it!

Read more, saya tidak mau menargetkan berapa buku yang harus baca per minggu dan total berapa buku dalam satu tahun. Saya hanya ingin membaca. Sebisa mungkin terus membaca buku, jurnal, majalah, e-book, atau teks lainnya. Jika bahan bacaan saya sudah habis, maka saya berganti dengan bahan bacaan selanjutnya. Rupanya tidak sedikit buku yang saya miliki tersebar di rumah dan di sekolah belum tuntas saya baca. Selain itu, perpustakaan sekolah tempat saya mengajar juga selalu siap dengan koleksi buku-buku terbaru. Nah, sekarang saatnya untuk mulai membersihkan debu di atas buku-buku tersebut dan melahapnya di kala senggang.



Write more, hal ini tentu perlu jika saya masih mau memasang keterangan sebagai penulis dalam setiap bio jejaring sosial saya. Penulis mana yang tidak menulis? Penulis mana yang tak pernah kontinyu melahirkan karya? Saya memang bukan J.K. Rowling dan masih amat sangat jauh sekali di bawah kelas Agatha Christie, akan tetapi persamaan saya dengan mereka adalah lewat tulisan. Jika berhenti menulis, maka saya perlu siap-siap menurunkan label penulis dalam akun instagram, facebook, dan twitter.

Travel more, ini karena dua percils kesayangan saya sudah mulai beranjak besar dan mampu melakukan banyak hal secara mandiri. Petualangan kami bermula tahun lalu di kota Bandung dengan mengeksplorasi setiap museum yang ada di kota kembang tersebut. Bandung yang juga merupakan kampung halaman ayah mereka tak hanya surga belanja dan kuliner, melainkan juga kaya akan budaya dan sejarah. Anak-anak saya harus tahu akan hal itu!

Lalu perjalanan selanjutnya masih di tahun lalu adalah ke Yogyakarta. Kami memilih road trip dengan mobil pribadi supaya percils merasakan sensasi perjalanan jauh di mana kita bisa mengendalikan setiap persinggahan yang kita lalui sebelum mencapai tujuan utama.

Kemudian di awal tahun 2018 ini kami melakukan perjalanan ke Surabaya menggunakan kereta api dan juga pesawat terbang agar percils mendapatkan pengalaman yang berbeda. Sama seperti Bandung, di Yogyakarta dan Surabaya, kami juga mengunjungi historical sites supaya anak-anak bisa mengenal budaya dan sejarah negara sendiri. Hey, mengenal negara sendiri itu sangatlah penting sebelum kami merencanakan untuk travel ke luar negeri!





So, itu resolusi saya di tahun yang baru ini. Sederhana dan optimis akan terlaksana dengan baik. Semoga kita semua diberikan rezeki dan kesehatan yang baik untuk mewujudkan resolusi kita masing-masing. Happy new year 2018!

Comments

Popular posts from this blog

(Promo Video) Not an Angel, a Devil Perhaps

Dear friends, family, students, and readers, This is a video promotion for my 1st ever novel: Not an Angel, a Devil Perhaps I wrote it in a simple chicklit style, but the conflict and message are worth to wait. Unique, and not too mainstream. If I could start a new genre, probably it will be Dark Chicklit or what so ever. I will selfpublish Not an Angel, a Devil Perhaps  with one of Jakarta's indie selfpublish consultant in a couple of month. Just check out the date and info from my blog, twitter, facebook, or blackberry private message. Please support literacy culture in our country. Wanna take a sneak peak of my novel? Check out this video! Cheers, Miss Tya

Pahlawan & Kita: Sebuah Perayaan Bersama Para Alumni

  Hari ini, 10 November 2020, para siswa SMA Global Prestasi mendapatkan satu pertanyaan ketika Student’s Assembly . Sebuah pertanyaan yang sederhana, namun memiliki makna mendalam, karena bertepatan dengan perayaan Hari Pahlawan: “Siapakah pahlawan di dalam kehidupanmu?” Berbicara soal pahlawan, mungkin dibenak para siswa SMA Global Prestasi yang terlintas adalah para tokoh pejuang, seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, atau bahkan Bung Tomo sendiri yang 75 tahun silam di hari yang sama mengobarkan semangat para pemuda Surabaya dalam orasinya. Akan tetapi, ketika ditanya mengenai siapa sosok pahlawan dalam kehidupan pribadi, setiap siswa punya jawaban yang tak jauh berbeda; yakni orang tua dan para guru yang telah membimbing dan menginspirasi sepanjang kehidupan mereka. Mengusung tema “Pahlawan & Kita” yang menyiratkan bahwa sosok pahlawan ternyata ada di kehidupan sekitar kita, tahun ini SMA Global Prestasi kembali mengenalkan para siswanya kepada lulusan-lulusan terbaik yang...

Berhenti Berbicara, Mulailah Menari!

  “Cara untuk memulai adalah berhenti bicara dan mulai melakukan.” Kata-kata sederhana itu entah mengapa tak pernah bisa lepas dari alam pikiran saya. Meskipun sang penuturnya telah lama berpulang, bahkan puluhan tahun sebelum saya dilahirkan. Walt Disney, sosok yang bagi saya mampu mewujudkan alam mimpi menjadi nyata dan menyenangkan. Sebagai seorang pendidik, berbicara merupakan makanan sehari-hari bagi saya. Di depan kelas – kelas virtual sekalipun, saya dituntut untuk terus berbicara. Tentu bukan sekedar asal bicara, melainkan menuturkan kata-kata bijak yang bersifat membimbing, memperluas pengetahuan, memperkaya wawasan, dan mengembangkan karakter anak-anak didik saya. Tidak sehari pun saya lalui tanpa berbicara penuh makna sepanjang 10 tahun saya menjadi seorang pendidik. Apa saja yang saya bicarakan? Tentunya banyak dan tak mungkin muat dalam 500 kata yang harus saya torehkan di sini. Namun salah satu yang saya tak pernah berhenti lantunkan kepada anak-anak didik adalah ...