Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2018

Staycation di Sudut Masa Lalu Jakarta

Liburan tak melulu berarti berburu tiket – entah itu pesawat terbang, kapal laut, bus, atau kereta api, berpindah kota atau pulau, maupun menambah stempel di lembaran paspor. Bagaimana jika waktu liburan tak cukup, sumber dana tak memungkinkan, atau ada beragam urusan yang menyebabkan kita tak bisa jauh-jauh dari tempat tinggal? Apakah berarti liburan bakal berakhir membosankan? Tentu saja tidak! Setelah tahun lalu berpetualang a la road trip ke Yogyakarta dan enam bulan lalu berpelesir naik kereta api tut tut tut ke Surabaya, maka liburan kali ini kami memutuskan untuk menghabiskan liburan tak jauh dari tempat tinggal kami: Jakarta. Saya sempat membaca postingan Instagram dari sebuah radio swasta di Jakarta mengenai konsep liburan yang tak meninggalkan kota tempat tinggal, yang rupanya populer dengan istilah staycation. Maksudnya adalah vacation tapi tetap stay di wilayah tempatnya bermukim. Nah, berhubung saya tinggal di Bekasi yang hanya sepelemparan batu dari ibuk

Fitra Eri: Kuasai Safety Driving Dulu, Baru Punya SIM!

Memiliki SIM alias Surat Izin Mengemudi merupakan syarat mutlak bagi seorang pengendara di Indonesia. Namun ternyata berbekal SIM saja tak menjamin pengendara tersebut dapat mengemudi secara aman dan siap menghadapi segala kondisi. image by ehstoday.com Setidaknya hal itulah yang diyakini oleh Fitra Eri, pebalap sekaligus jurnalis otomotif kenamaan Tanah Air saat dimintai pendapatnya soal konsep safety driving. “Orang yang memiliki SIM belum tentu bisa mengemudi secara aman. SIM kan hanya menunjukkan bahwa seseorang diizinkan secara legal untuk mengemudi di jalan raya, tetapi apakah berarti orang itu sudah paham seluk-beluk safety driving? Belum tentu. Padahal justru itulah yang penting,” ujar Fitra Eri ketika dihubungi lewat telepon, hari Senin (11/6) lalu. Pasalnya, tata cara perolehan SIM di Indonesia memang lebih banyak dititikberatkan pada teknik pengoperasian mobil dan memahami rambu-rambu lalu lintas yang akan ditemui selama berkendara. Tak ada mat

Tiga Terlambat dan Empat Terlalu: Peringatan Dini Menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

image by jpp.go.id Mungkin sebagian dari kita tidak menyadari bahwa angka kematian ibu dan bayi di Indonesia tergolong tinggi, bahkan dapat dikatakan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut laporan Indeks Pembangunan Manusia yang dilakukan oleh UNDP, tahun 2003 kondisi kesehatan Indonesia berada di peringkat 112 dari 175 negara. Ironis memang, apalagi jika kita mengetahui bahwa peringkat tersebut berada di belakang Vietnam, negara yang memperoleh kemerdekaan jauh setelah Indonesia. Kondisi kesehatan Indonesia yang sedemikian rupa ini tentunya berpengaruh pada angka kematian ibu dan bayi. Tingginya angka ini tidak terlepas dari peran sektor-sektor kehidupan yang tidak merata di Indonesia, seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan kita simak bersama mengenai permasalahan yang satu itu. Bagaimana Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia? Di Indonesia, data kesehatan tahun 1997 menyatakan angka kematian bayi me

Merindu Rona Pelangi Di Mataku

images: indowarta.com Suatu hari Tommy menunjukkan hasil pekerjaan mewarnainya kepada sang ibu. Di atas kertas yang tadinya putih bersih itu terdapat gambar pepohonan, bunga-bunga, gunung, dan juga awan. Semua terlihat biasa saja sebagaimana hasil karya anak TK pada umumnya. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di pikiran sang ibu. Bukannya warna hijau yang digunakan Tommy untuk mewarnai pohon dan daun, melainkan warna merah. Sementara untuk warna langit yang semestinya biru, Tommy malah mewarnainya dengan kuning terang. Sebuah bentuk kreativitas? Rasanya tidak untuk anak seusia itu. Akhirnya sang ibu memutuskan untuk berkonsultasi kepada seorang dokter mata. Setelah diperiksa lebih lanjut, Tommy pun kemudian divonis menderita buta warna sebagian. Artinya, warna-warna yang semestinya terlihat di mata normal, akan terlihat sebagai warna yang berbeda di mata Tommy. Pada awalnya, sang ibu pun sempat kaget dan khawatir, namun setelah dokter memberikan penjelasan, sang ibu pun men