Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2012

Meet The Chibis

Untuk pertama kalinya saya duduk manis di kelas dan ikut belajar bersama anak-anak 1E. Beginilah rumitnya kalau ditunjuk sebagai homeroom bagi anak-anak baru, tetapi pada semester pertama tidak punya jam mengajar di kelas mereka. Tak ada kesempatan masuk kelas, mengamati, dan mengenali setiap detail karakter dari anak-anak yang menjadi tanggung jawab saya selama satu tahun ke depan.  Tapi ya sudahlah, tak ada gunanya setiap hari mengeluh. Toh, mereka-mereka yang di atas sana dan memberi amanat ini kepada saya tak sempat berempati dan melirik sejenak ke bawah. Mungkin mereka lupa. Maka satu-satunya cara adalah mencari siasat bagaimana mengenali dan mendekati anak-anak saya ini satu per satu. Cara termudah adalah rutin bertanya pada guru-guru subject yang mengajar di kelas 1E. Namun tentu setiap guru memiliki penilaian yang berbeda-beda terhadap 1E. Ada yang bilang mereka masih manis-manis, mungkin karena baru masuk. Ada pula yang bilang bahwa 1E ini sudah punya beberapa biang ribut.

Kelas-kelasku

Satu minggu sudah tahun ajaran baru di sekolah bergulir. Satu minggu pula saya bertatap muka dengan anak-anak baru kelas saya, 1E. Iya, 1E. Mereka bukan lagi Kiddos (1A) yang selalu membuat hari-hari saya penuh warna. Mereka adalah 26 anak baru yang masih asing bagi mata dan hati saya. Entah mereka akan membuat hari-hari saya tetap berwarna, atau bahkan lebih berwarna. Namun yang jelas, Kiddos sudah tidak ada lagi. Pertama kali bertemu, tentu tak ada satu sosok pun yang saya kenal. Semua asing. Tak ada lagi anak-anak perempuan manis yang selalu menyapa dan memeluk saya dengan hangat saat masuk kelas. Tak ada lagi anak-anak lelaki di belakangnya, biasanya Kiki dan Halfi, yang selalu berusaha ikut-ikutan memeluk, namun gagal. Tak ada lagi korban bulan-bulanan kawan-kawan sekelas, macam Marley atau Albert. Dan tak ada lagi duet trouble maker yang legendaris, Double J (Joshua dan Jason), yang berpenampilan tak rapi dan bolak-balik membuat saya dipanggil oleh Mr. Iman, sang student affair

Piala Eropa, Dua Puluh Ribu Rupiah, dan Fans Karbitan

Iker Casillas, goal keeper and captain of the Spanish team, La Furia Roja Pesta sepak bola Eropa 2012 memang telah usai. Tim favorit saya, Spanyol, yang dikomandoi oleh penjaga gawang favorit saya pula, Iker Casillas, keluar sebagai juara. Namun sekelumit cerita tentang turnamen bergengsi itu masih tersisa dalam benak saya. Bukan tentang jalannya pertandingan, maupun sejarah baru yang diukir La Furia Roja sebagai negara pertama yang mampu mempertahankan Piala Dunia dan Piala Eropa tiga kali berturut-turut, karena jelas saya tak ahli dalam urusan persepakbolaan. Melainkan mengenai betapa berartinya sepak bola di mata murid-murid saya. Sejak awal mengajar, saya memang sudah memperhatikan kecintaan beberapa murid, khususnya murid lelaki, pada sepak bola. Ada yang kagum luar biasa pada sosok Bambang Pamungkas, sampai-sampai menggunakan nama sang pemain timnas dalam akun twitternya. Ada pula yang menggilai Barcelona, sehingga setiap hari Rabu, saat seragam sekolah berupa batik bebas,