Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2016

Saat Penumbra Tertutup Awan

Pernah kukatakan jika aku laksana bulan dalam kehidupanmu. Satu-satunya yang memberikan cahaya paling terang saat gelap menggelayuti hidupmu. Mungkin cahayaku redup dan tak seterang mentari yang selalu bersinar. Yang bahkan mampu bersinar lebih terang daripada cahaya itu sendiri. Namun sadarkah kau jika gerhana datang, mentari akan menjadi gelap segelap-gelapnya dan tak berdaya? Sedangkan aku... jika gerhana menghampiriku, yang tercipta adalah keindahan. Karena aku telah terbiasa hidup dalam gelap dan menyinari mereka yang tengah berada dalam gelap. Aku adalah bulan dalam kehidupanmu... *sedih akibat gerhananya tertutup awan, jadi mari menulis saja*

Ceritaku Hari Ini

Ceritaku hari ini... Ndut yang gamau nurut, Dede yang pemalu, dan Abang yang manis banget pakai helm. Diawali pagi hari, tiga anakku si kakak beradik telat datang, jadi disuruh Mam Atik matiin mesin motor dan nenteng motornya ke parkiran. Bedanya, si Ndut yang juga anggota demits tetap batu gamau turun dan nyalain mesin motornya. Acel yang paginya ga buat masalah, siangnya malah mecahin baskom dan main kartu. Lalu saat cooking class, demits main-main pakai kulit melon yang bikin Miss Sari marah. Ga kapok dimarahi, sekarang giliran main-main pakai batu untuk mecahin es. Alhasil, satu baskom pecah jadi korban. Belum cukup itu saja. Di jam terakhir, 4 demits tertangkap basah main kartu di ruang art dan tidur-tiduran di atas meja. Hadiahnya tentu saja teguran tertulis dan mereka pun disuruh membuat surat pernyataan. Kalo rapat guru berikutnya masih ada yang nanya sayang ga saya sama anak-anak ini... Saya jawab SAYANG BANGET! *sigh*

Pura-Pura PE

I'm sorry but this is so hilarious, I gotta tell the whole world... Alkisah tiga demits melipir ke GPS Mart usai kelas English Conversation. Di tengah perjalanan mereka pun bertemu dua guru dan mulai cari-cari alasan mengapa mereka tengah berada di luar, bukannya di kelas. Dua demits sepertinya malas berpikir, jadi mereka memilih lari. Tinggallah satu demits yang percaya diri tetap berada di lapangan dan berpapasan dengan dua guru tersebut. Guru: "Kamu ngapain di luar sini? Bukannya di kelas!" Demits: "Saya lagi pelajaran PE, Miss. Tapi ga bawa baju. Hehehe.." *sambil menunjuk ke lapangan yang dipenuhi kelas X3 yang memang sedang PE* Guru: *ketawa aja lihat aksi bohongnya si demits yg gagal. Soalnya dia homeroom X3* Demits: *kabur setelah menyadari kekonyolannya* Hikmah dari kisah ini adalah: kalo mau bohong ya mikir dulu, Nak. Jangan fatal-fatal amat giniiiii... Subhanallah saya gemes ga ketulungan sama ni anak! Kalian tentu tahu dong siapa demit

Ketika Kita Menebar Kebaikan

Menebar kebaikan pada akhirnya akan menuai kebaikan pula. Seorang murid kelas 11- kali ini bukan demits - tadi menuturkan kisahnya selama liburan kepada saya dan teman-teman sekelasnya. Ia kedatangan keluarga dari luar kota yang usianya lebih muda darinya. Sekira ada 12 orang. Ia menyebut mereka, adik-adiknya. Anak itu mengajak adik-adiknya ini mengunjungi berbagai mall dan tempat wisata yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Bisa jadi karena di kampung mereka tak ada tempat macam itu. Padahal yang mereka lakukan hanyalah nonton bioskop atau berenang. Namun mereka sampai terkagum-kagum. Anak itu mentraktir seluruh adiknya dengan uangnya sendiri hingga sampai pada satu titik ia pun nyaris kehabisan uang. Namun apa yg kemudian terjadi? Ia mendadak diberikan uang yang jumlahnya melebihi apa yang telah ia keluarkan oleh saudaranya yang lain. Ia ikhlas berbuat baik. Maka ia pun menuai hasil yang baik tanpa pernah ia tuntut atau harapkan. Saya terharu mendengar ceritanya. Ini

Soal LGBT?

Gotta share before I go to bed... Jauh sebelum isu LGBT marak seperti saat ini, aktris Hilary Swank sudah mampu menerjemahkan alam pikiran seorang lesbian transgender yang pernah hidup di era 1990an, Teena Brandon, lewat film Boys Don't Cry. Brandon, demikian ia lebih senang disapa, benar-benar berusaha bertransformasi menjadi lelaki. Potongan rambutnya, gaya berpakaiannya, hingga pakaian dalam yang kesemuanya khas lelaki. Ia bahkan membebat payudaranya dengan kain dan menyumpal kaos kaki di celana dalamnya agar dari luar nampak menonjol seperti penis. Tak hanya itu, Brandon menunjukkan orientasi seksualnya dengan benar-benar mengejar dan berpacaran dengan perempuan tulen. Dan kisah cintanya selalu berakhir fatal setelah ketahuan bahwa ia sejatinya adalah perempuan. Dalam pencarian jati dirinya, Brandon kemudian jatuh cinta pada Lana, seorang gadis yang gaya hidupnya kerap bermasalah. Mereka menjalin hubungan hingga akhirnya teman-teman Lana yang mantan narapidana mengetahu

Memaknai Film Freedom Writers Bersama Demits Kesayangan

I got another hilarious story to tell the whole world... Hari ini saya ngajak Demits nonton film keren berjudul Freedom Writers. Awalnya sih mereka nyepelein, maunya nonton Ju On yang katanya seru itu. Namun setelah opening creditnya menghentak dengan lagu hip-hop, mata mereka langsung tertuju pada layar. Maklum, film produksi MTV ini emang dikemas biar lekat sama remaja. Settingnya aja high school. Singkatnya, Freedom Writers menuturkan pergulatan seorang guru perempuan menghadapi kelasnya yang selalu chaos karena sentimen antarras. Ada kelompok African-American alias Nigga, kelompok Little Cambodia, kelompok Latinos, dan satu orang kulit putih. Guru itu sendiri berasal dari ras kulit putih. Selanjutnya bisa ditebak kalau segala kekacauan yang ga main-main ini pada akhirnya bisa diredam dan kelasnya jadi menyatu layaknya keluarga. Memang tidak gampang, karena sentimen ras itu tak jarang menyebabkan orang-orang terbunuh. Bayangkan, bagaimana seorang guru pemula menghadapi semua