Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

Novel "Not an Angel, a Devil Perhaps" is Out!

Fresh from Dapur Buku’s Oven! “Kehidupan tidak selamanya hitam dan putih. Di sela-selanya, terdapat sel-sel kelabu yang mampu membuat manusia menjadi abu-abu. Cantik, namun rapuh. Cerdas, namun penuh kebencian. Isabella adalah perempuan yang cantik dan cerdas. Tak pernah ada seorang pun yang meragukan kemampuannya. Menjadi bintang dan kesayangan semua orang. Namun di saat bintangnya tengah bersinar, gangguan datang dalam wujud Fiona. Isabella pun mengupayakan berbagai cara untuk menghancurkannya. Tak peduli jika cara tersebut membuat orang-orang terkasihnya berpaling. Seolah tak cukup banyak pergulatan dalam batinnya, seseorang dari masa lalu Isabella yang kelam kembali datang menghantui. Dan orang itu tak mau pergi.” Data Buku: Judul: Not an Angel, a Devil Perhaps Penulis: Anitya Wahdini Tahun terbit: November 2013 Jumlah halaman: vi + 152 halaman Ukuran: 14,8 x 21 cm Genre: Novel Harga: Rp 35.000 + ongkir ISBN: 978-602-1615-50-8 Novel ini bisa dibeli secara online di

(Promo Video) Not an Angel, a Devil Perhaps

Dear friends, family, students, and readers, This is a video promotion for my 1st ever novel: Not an Angel, a Devil Perhaps I wrote it in a simple chicklit style, but the conflict and message are worth to wait. Unique, and not too mainstream. If I could start a new genre, probably it will be Dark Chicklit or what so ever. I will selfpublish Not an Angel, a Devil Perhaps  with one of Jakarta's indie selfpublish consultant in a couple of month. Just check out the date and info from my blog, twitter, facebook, or blackberry private message. Please support literacy culture in our country. Wanna take a sneak peak of my novel? Check out this video! Cheers, Miss Tya

Pelangi Kelabu Di Mataku

                Ada kenangan samar yang tersimpan dalam benakku. Kelas menggambar di Taman Kanak-kanak. Saat itu jemariku yang masih kecil menggenggam krayon biru dan kugunakan untuk mewarnai daun-daun di pepohonan. Krayon merah untuk memenuhi langit. Krayon hijau untuk menandai kokohnya batang pohon.             Jika saja aku melakukannya saat ini, mungkin aku akan dianggap sebagai anak jenius. Anak berbakat yang selalu berpikir di luar kotak. Thinking out of the box . Aku mungkin bahkan akan disebut-sebut sebagai penerus Picasso, Van Gogh, atau jangan-jangan malah Leonardo Davinci. Akan tetapi tidak jika mahakaryaku ini tercipta lebih dari sepuluh tahun silam.             Aku ingat Ibu Guru memandang kertas gambarku dengan tatapan aneh. Didorongnya kacamata tebal yang melorot ke pangkal hidungnya. Sedikit mengernyit, seolah tidak yakin akan apa yang dilihatnya. Hal yang terlintas di benakku kemudian adalah Ibu Guru berbicara dengan ibuku lama sekali. Aku menyanyikan lagu Bintang

Pengecut, Pemimpin Tak Bijak, dan Demokrasi!

Tidak berani menghadapi langsung dan mengadukan di belakang adalah tindakan seorang pengecut. Mudah terpancing, percaya, tanpa memeriksa secara imbang kedua belah pihak, apalagi mengabaikan asas praduga tak bersalah, bukanlah tindakan seorang pemimpin. Tidak usah berbicara tentang demokrasi. Karena fakta-fakta tadi sama sekali jauh dari kata demokrasi. Saya tahu, karena saya lah yang mengajari konsep demokrasi di sekolah ini. Meskipun saya sadar sepenuhnya, bahwa saya bukanlah guru yang sempurna. Berbicara soal tudingan provokasi... Pembelaan saya adalah, tanpa bukti - hanya berdasarkan kisah yang dituturkan 1 siswa - saya menolak untuk dituduh. Siswa saya berjumlah 26, jadi silakan bertanya kepada 25 yang lain. Jika ada bukti rekaman, maka saya berhak tahu dan dengar. Jika memang terbukti saya melakukan kesalahan, maka secara sadar dan tanpa paksaan, saya meminta maaf di hadapan forum. Namun jika tidak, saya menuntut pihak-pihak terkait untuk meminta maaf ke

A Letter to My Babies

To my dearly beloved babies, Life may not be easy. In your eyes, life is hard, life is unloved, and life is being alone. And all you want to do is scream to the world: Life Sucks!!! But then, you met me. An ordinary person, with an ordinary attitude, but extraordinary affection. I care for you, unconditionally. Even if I might not be in your lives forever. I taught you the beautiful side of life. The joy, the happiness, but sometimes also the tears. I share with you all the love in the world. I share with you, my love. But remember, You decide your own path. What you want to be in life. How you want to live your life. It's on your own. No matter what, I will always be here. With you. Because I love you.

Musikalisasi Puisi: Puisi Cinta & The Way We Love

Puisi       : Ms. Tya Musik     : Mr. Patrick Dedikasi : Untuk anak-anak kami tersayang, kelas 1D dan 1E Puisi Cinta Langit tak berawan malam ini Tabur bintang terlihat jelas di angkasa Indah Gemerlap Penuh pesona Di matamu, Satu bintang berpijar lebih indah dari yang lain Terang, Sulit untuk dielakkan Anggun, Menggelitik hasrat terdalam Bercahaya, Membuai angan yang terselip di relung hati Dan indah, Tak terungkap kata demi kata Namun pernahkah kau berpikir Jika bintang di langit megah Bukanlah kepunyaanmu seorang Meski ingin kau nikmati, kau resapi, dan kau miliki Bintang tetaplah bintang Ia bersinar di angkasa, menaungi setiap insan Bukan hanya untukmu, Atau pun untukku Bintang itu pun rapuh Bak malaikat yang sayapnya patah Seperti bidadari yang jatuh ke bumi Seperti aku Dan kamu Bukalah matamu, kekasih Rengkuhlah setiap bintang di jagad raya Lihatlah setiap pesona yang mereka miliki Resapilah D

Saya atau Mereka?

Kaos kaki mereka selalu saja menyalahi aturan sekolah. Berwarna hitam atau ditarik sependek mungkin hingga di bawah mata kaki. Belum lagi mereka masuk kelas tanpa mengenakan ikat pinggang, memakai seragam ber- badge SMP, dan baju dikeluarkan. Selalu begitu. Sementara mereka yang lain, senang dengan rambut dan kuku yang dicat diwarna-warni. Padahal, dalam buku peraturan telah digoreskan bahwa semua itu adalah tabu. Dilarang. Belum lagi perseteruan antarmereka yang semakin hari membuat saya semakin sakit kepala dan ingin lari dari segala bentuk keberpihakan. Saya tidak pernah tinggal diam. Mereka selalu saya tegur, terkadang saya sampaikan dengan baik-baik dan perasaan sayang. Terkadang saya marahi dan berikan sanksi. Tetapi apakah itu ada pengaruhnya? Yah, mungkin saja ada, tetapi tidak banyak. Kebanyakan dari mereka hanya menuruti perkataan saya selama satu atau dua hari paling lama. Setelah itu, Blast! Melanggar lagi. Di saat saya sedikit merasa muak dan jenuh, saya

Especially For You, Live Your Dreams!

Beberapa hari lalu, salah seorang murid di kelas saya berkicau di Twitter, “Especially for you.” Entah apa maksud murid saya itu, tetapi kicauannya tadi mengingatkan saya pada lagu duet Jason Donovan dan Kylie Minogue yang berjudul serupa. Lucu. Mungkin murid saya tadi bahkan tidak tahu lagu yang saya ingat itu, apalagi mengenal nama Jason Donovan dan Kylie Minogue. Kebanyakan hanya remaja yang tumbuh di era 1980an dan 1990an saja yang mengenal dua nama kesohor itu. Berbicara soal Especially For You, ada satu bait lirik yang paling saya suka dari lagu itu. Begini bunyinya: Especially for you I wanna tell you I was feeling that way too And if dreams were wings, you know I would have flown to you To be where you are No matter how far Now that I’m next to you Bait itu memang menuturkan cinta, mengenai sepasang insan yang sedang dimabuk cinta dan tak mau saling berjauhan. Lagi-lagi tak ada hubungannya dengan murid saya tadi. Namun kata dreams , alias mimpi, s