Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2015

Fallen Angel (part 2)

Lucifer berkata, "Menjelmalah menjadi pasukanku. Mendendamlah. Membencilah. Iblis adalah pasukan abadi yang tak terkalahkan." Namun aku bingung. Gabriel memberikanku pilihan sulit. Aku tak mau bertransformasi menjadi iblis. Aku tak ingin rasa amarah menguasai jiwaku, menggerogoti ragaku. Kecuali jika itu adalah satu-satunya cara untuk melupakan kesedihanku. Melenyapkan patah hati. "Untuk apa kamu mematahkan sayapmu dan merendahkan dirimu menjadi makhluk fana? Manusia yang kamu cintai telah menyakitimu. Kamu tak akan bertahan sedetik pun menghirup oksigen di muka bumi," goda Lucifer. Raja iblis itu benar. Manusia yang menyebabkanku begini. Ia membuatku jatuh cinta, kemudian membuangku begitu saja. Aku bahkan terusir dari surga karena malaikat tak semestinya jatuh cinta. Dan aku tak pernah bisa kembali kepada manusiaku itu, karena ia telah melupakanku. Tak membutuhkanku. Bahagia dengan dunianya sendiri, tanpa diriku. Mengapa aku mampu mengecap rasa cinta?

Fallen Angel (part 1)

I only have to help one man, and I have failed. I should have just help him and let him be a better human, but I fell in love with him instead. Why? An angel aren't supposed to fall in love. Angels don't have feelings. Their hearts are numb. So, why do I taste love? And why does it hurts so bad after he left me for another human?             So, Gabriel sent me away. He forbid me to come back to heaven. He said I only have two options, ask Lucifer to join his army or fall down to earth. Be a devil or a human. I guess some angels are meant to fail, to fall. I'm just a fallen angel. It's the same as death.

Three-in-One Project: Harapan #3 Merindukan Jupiter

Entah mana yang lebih menyakitkan, sebuah kebohongan atau janji yang tak dapat ditepati. Sebuah kebohongan, setidaknya sudah menunjukkan niat sang pembohong yang sejak awal hampir dapat dipastikan buruk. Namun sebuah janji? Ia dibuat dengan penuh harapan. Terkadang, janji yang patah berdampak jauh lebih buruk daripada kebohongan. Janji yang patah tak hanya membuat orang yang dijanjikan kehilangan kepercayaan, namun ia juga akan kehilangan harapan. Dan kamu pernah berjanji akan mencintaiku seluas jagad raya... ***** “Mungkin saat ini cintamu sebesar Jupiter, dan aku hanyalah Uranus. Namun cintaku akan terus berkembang melebihi Jupiter, sementara kamu hanya akan tetap menjadi Jupiter. Selalu menjadi Jupiter.” Aku ingat kamu mengucapkan kata-kata ini kepadaku, saat kita masih berseragam putih abu-abu. Saat itu kamu memang sering menggila, menyatakan perasaanmu kepadaku, kapan pun dan di mana pun. Akan tetapi aku tidak pernah menyukai kata-katamu itu. Semua hanya mem

Three-in-One Project: Harapan #2 Bayangan

Untuk kau yang aku inginkan, namun belum menjadi milik kami. Apa kabar? Kuharap kau sedang bersenang-senang di sana. Kami di sini baik-baik saja, walaupun cuaca panas sekali. Seringkali kami tertawa, membayangkan dirimu bersama Tuhan di atas sana berkelakar sambil mengarahkan matahari ke arah kami. Seperti apa cuaca di sana? Pasti menyejukkan. Penuh dengan angin yang membuai menenangkan. Ah, tak heran kau betah di sana. Sementara di sini kami berkeringat, kau bersantai di sana di bawah teduhnya tangan Tuhan. Kadang aku berpikir, jiwa-jiwa sepertimu sungguh beruntung bisa begitu dekat denganNya! Hari ini aku kembali mengecek. Hasilnya sama. Kau belum bisa menjadi milik kami. Sudah kering air mataku, dan kami hanya bisa melempar pandangan lesu ke arah satu garis sialan yang menentukan bahwa kau belum bisa datang kepada kami. Awalnya kami frustrasi. Marah. Kecewa. Bingung. Tapi kini kami hanya bisa menarik nafas panjang dan bertukar pelukan. Bertukar kata-kata penyemangat, dan sa

Three-in-One Project: Harapan #1 Namaku Likat

Harapan adalah obat penenang bagi jiwa yang berteriak menggeliang. Pemuas dahaga musafir yang berkhayal akan negeri yang mereka sebut ‘surga’. Harapan adalah kata-kata hiburan yang mengalihkan dunia nyata, menjadi bias dan tak berdimensi. Maka hidup adalah film bergerak pembuktian ada atau tidaknya harapan Aku dipanggil Likat. Penuh ke s abaran, demikianlah namaku diartikan. Setiap hari adalah perjuangan bagiku. Bergumul dengan keinginan untuk meneruskan hidup atau menjadikannya kenangan bagi yang kutinggalkan. Tunggu dulu! Siapa yang aku tinggalkan?. Perasaanku saja. Sebatang kara aku menghabiskan hari-hari sejak empat tahun yang lalu. Hidup tiap paginya serasa menjejalkan garam pada luka yang terbuka menganga. Begitu perih dan meradang makin parah. Hingga akhirnya aku merasakan hal yang berbeda. Inilah monolog kehidupanku. Dapatkah kau pada akhirnya memberikan definisi harapan dari kisahku? Aku terkenang saat dulu ibuku sering berkata, “Hidup itu hanya sesaat di dunia. Ada t