Skip to main content

Posts

Field Study to Bogor Botanical Garden: “Exploring Nature with Science Education”

Grade XI Science at the Bogor Botanical Garden One of the most anticipated program  for the eleventh grade on the second semester is Field Study. With this program, students can get this one full day to study outside the school, where they can learn what had been taught in the classroom and see by them self in the nature. Sure, we are talking about nature, because these are the Science major students in senior high school. Last Tuesday (13/3), the students visited Bogor Botanical Garden, in Bogor city, not very far from our school in Bekasi. We hit the road on 07.15 AM and arrived at the biggest research garden in the country on 08.30 AM. We are very lucky, considering the traffic was smooth enough with no traffic jam. The purpose of this field trip, as well as the theme, is “Exploring Nature with Science Education.” In Bogor Botanical Garden, we don’t only see amazing view, such as beautiful flowers and trees, but we can also learn the application of some school...

Menjawab Tantangan 7 Buku Favorit

  Beberapa hari lalu, salah seorang sahabat saya semasa SMP memberi tantangan secara daring. Saya harus mengunggah tujuh sampul buku favorit saya, selama tujuh hari berturut-turut di sosial media. Hanya sampul belaka, tanpa penjelasan panjang lebar, tanpa resensi yang membuat mengapa buku itu demikian menarik sehingga membuat saya jatuh hati. Paling-paling, yang saya tambahkan hanyalah keterangan singkat sebagai pelengkap caption di bawah gambar setiap sampul. Hal yang membuat saya tertarik untuk mengikuti tantangan ini adalah betapa kita bisa menerka karakter seseorang atau apa yang ada di alam pikirannya, melalui buku-buku yang ia daulat sebagai buku-buku favorit. Ada yang mungkin memilih bacaan-bacaan yang cenderung “berat” sehingga bisa menjelaskan mengapa pemikirannya begitu jauh ke depan dalam keseharian. Atau ada juga yang senang bacaan ringan, bahkan komik selalu menjadi pilihan utamanya. Atau ada juga yang memadukan semua genre buku, apa pun rasanya akan ia lahap. ...

Arya dan Puzzle

Puzzle 250 pieces yang berhasil diselesaikan Arya dengan tim penyemangat Wira dan Kinan Ini cerita tentang sulungku dan kecintaannya pada puzzle. Waktu masih balita, seingat saya masih sekitar usia dua tahun, saya dan ayahnya mencoba membelikan puzzle 6 pieces untuk ia selesaikan. Ia pun menyelesaikannya sendiri dengan mudah. Lalu kami mencoba menaikkan tantangan dengan puzzle 12 pieces di tahun berikutnya. Lagi-lagi, tak ada kesulitan sedikitpun baginya dalam menyusun kepingan demi kepingan sehingga mencipta gambar yang utuh. Mbah utinya kemudian membelikan ia oleh-oleh puzzle 24 pieces dari hasil melancongnya ke New York. Puzzle bagusan asli Amerika tentunya, terbuat dari kayu cokelat muda yang ringan dan ramah anak serta lingkungan. Sebenarnya masih bisa awet hingga kini jika saja kala itu rumah kami tidak kebanjiran dan menghanyutkan sebagian besar mainan yang dikumpulkan anak-anak. Saya lupa waktu itu Arya umur berapa. Sepertinya TK saja belum, atau mungkin baru...

Merindu KRL, Menikmati Commuter Line

Wira di depan Stasiun Universitas Indonesia Sudah berabad rasanya semenjak saya terakhir kali menginjakkan kaki di stasiun commuter line – dulu disebut KRL (kereta rel listrik) – jurusan Bogor-Kota. Kala itu, KRL merupakan tunggangan sehari-hari bagi saya yang mukim di Bekasi untuk menuju kampus tercinta di Depok. Bayangkan, harus membelah ibukota dari ujung timur ke ujung selatan. Tak banyak pilihan berkendara (umum) yang nyaman saat itu, jadi mau tak mau KRL adalah pilihan utama. Sampai-sampai ada julukan “rocker” alias rombongan kereta bagi kami, mahasiswa yang setia menggunakan jasa KRL. Bagi kalian yang kini biasa menggunakan commuter line, hapus gambaran gerbong kereta full AC, berkursi dengan bantalan empuk, gerbong perempuan, bersih, nihil pedagang kaki lima, palang pintu yang bisa menutup secara otomatis, dan dilengkapi petugas nyaris di setiap pintunya. Belasan tahun lalu, KRL kelas ekonomi itu benar-benar “mengenaskan” dan ganas. Bayangkan, kebersihan kereta ...

Glowzy: Best of Both Worlds!

What to expect when you are super busy preparing your research paper’s oral defense and an invitation just came to your door? An invitation which you are longing for: to compete on a modern dance competition! You see, oral defense is what the 11th graders are worrying about this early semester, or do I need to mention, since last school holiday? How to present, how to answer the questions from the judges, will I succeed or will I fail, what if the judges don’t like me, and many more horrible thoughts dancing in their mind. Which actually in my opinion, they don’t have to worry much if they did it by themselves and seriously – no copy paste from the internet. This experience haunted nearly all the 11th graders, including Josephine Audrey, Olivia Tsabitah, and Dyah Laksmi, three of our Glowzy members. They are very serious students if you’re talking about KTI (research paper), but they just can’t ignore the dance competition invitation from Marsudirini senior high school. They told...

There Goes the Fire Truck!

It was quite a breezy day, but it’s sunny enough despite all the heavy rain we had nearly everyday this month. I was teaching as usual at X Science 3 and when we got to the part when I’m dividing them into groups for their upcoming project, one girl shouted while her finger pointed at the window, “Look, Miss. There’s smoke outside!” I glanced from the white board to the window beside it, and found a thin grey smoke which seemed like from the class next door. I rushed to the window and tried to hide a tiny smile as best as I could. Then, suddenly a very loud bell rang. Well, it has started! The previous week, the vice principal told us we’re going to have a fire drill on Thursday, 11 January 2018. This information had to be discreet to the students, so they would not be prepare for anything and will take this drill seriously. But well, you know high school students. Whatever meant to be a secret means the whole school knows. So, when the bell rang, the students shoute...

Ode to Dolores: Thanks for Making My Childhood Rocks!

  Unhappiness, where’s when I was young and we didn’t give a damn ‘Cause we were raised, to see life as fun and take it if we can Dolores O'Riordan (Dok. Billboard) Lantunan lagu Ode to My Family yang berlirik syahdu dan dentingan gitar melodi yang mengiringinya tak pernah begitu menusuk hingga hari ini, dua puluh empat tahun setelah lagu tersebut pertama kali ditulis oleh sang empunya, Dolores O’Riordan. Mungkin karena liriknya yang memang bertutur soal keluarga sang penyanyi, tersirat bagaimana ia merefleksikan masa kecilnya setelah merengkuh sukses. Mungkin juga karena saya memutar lagu ini setelah lama tak mendengar suara khasnya, tepat di hari kematiannya. Kematian seorang musisi atau public figure tak pernah begitu mempengaruhi saya sebelumnya. Biasanya saya hanya terkejut dan kemudian berita duka itu berlalu begitu saja. Tidak ketika dunia dihebohkan dengan kematian Chester Bennington, vokalis Linkin Park. Tidak pula ketika Amy Winehouse, Michael Jackson, at...