Skip to main content

Posts

Tiga Terlambat dan Empat Terlalu: Peringatan Dini Menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

image by jpp.go.id Mungkin sebagian dari kita tidak menyadari bahwa angka kematian ibu dan bayi di Indonesia tergolong tinggi, bahkan dapat dikatakan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut laporan Indeks Pembangunan Manusia yang dilakukan oleh UNDP, tahun 2003 kondisi kesehatan Indonesia berada di peringkat 112 dari 175 negara. Ironis memang, apalagi jika kita mengetahui bahwa peringkat tersebut berada di belakang Vietnam, negara yang memperoleh kemerdekaan jauh setelah Indonesia. Kondisi kesehatan Indonesia yang sedemikian rupa ini tentunya berpengaruh pada angka kematian ibu dan bayi. Tingginya angka ini tidak terlepas dari peran sektor-sektor kehidupan yang tidak merata di Indonesia, seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan kita simak bersama mengenai permasalahan yang satu itu. Bagaimana Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia? Di Indonesia, data kesehatan tahun 1997 menyatakan angka kematian bayi me...

Merindu Rona Pelangi Di Mataku

images: indowarta.com Suatu hari Tommy menunjukkan hasil pekerjaan mewarnainya kepada sang ibu. Di atas kertas yang tadinya putih bersih itu terdapat gambar pepohonan, bunga-bunga, gunung, dan juga awan. Semua terlihat biasa saja sebagaimana hasil karya anak TK pada umumnya. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di pikiran sang ibu. Bukannya warna hijau yang digunakan Tommy untuk mewarnai pohon dan daun, melainkan warna merah. Sementara untuk warna langit yang semestinya biru, Tommy malah mewarnainya dengan kuning terang. Sebuah bentuk kreativitas? Rasanya tidak untuk anak seusia itu. Akhirnya sang ibu memutuskan untuk berkonsultasi kepada seorang dokter mata. Setelah diperiksa lebih lanjut, Tommy pun kemudian divonis menderita buta warna sebagian. Artinya, warna-warna yang semestinya terlihat di mata normal, akan terlihat sebagai warna yang berbeda di mata Tommy. Pada awalnya, sang ibu pun sempat kaget dan khawatir, namun setelah dokter memberikan penjelasan, sang ibu pun men...

Menyoroti Film sebagai Variasi Media Pembelajaran Materi Kebebasan Pers Pendidikan Kewarganegaraan di SMA

Di era kemajuan teknologi informasi, tak sedikit guru meningkatkan kreativitasnya dalam memilih media pembelajaran. Berbagai alternatif media pembelajaran pun dipilih guna meningkatkan pemahaman para siswa terhadap materi yang diajarkan, baik itu media visual, media audio, maupun media audio visual. Salah satu media pembelajaran audio visual yang menjadi pilihan adalah film. Melalui film, guru menyajikan tidak hanya gambar atau contoh-contoh sikap yang dapat dilihat oleh para siswa, melainkan lengkap juga dengan suara berisi informasi yang dapat ditangkap oleh para siswa secara auditori. Ketika indera penglihatan dan pendengaran para siswa bekerja, diharapkan pesan dalam film pun dapat meresap secara kognitif, psikomotor, maupun afektif. Film pun kemudian menjadi alternatif bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar. Mulai dari film yang memang dibuat khusus untuk kegiatan belajar mengajar, film dokumenter, hingga film feature garapan sutradara ternama dari Hollywood. ...

Satu Film dan Sepuluh Copy Paste

source: www.pak101.com Jika kamu adalah seorang guru, kira-kira hal apa yang akan membuatmu jengkel setengah mati terhadap anak-anak didikmu di kelas? Apakah ketika mereka tertidur di kelas? Mengobrol saat dirimu tengah menjelaskan materi? Atau tidak mengumpulkan tugas padahal tenggat waktu sudah lewat lebih dari satu minggu yang lalu? Tentu sebagai guru yang biasa-biasa saja dan memiliki kesabaran jauh di bawah tingkat dewa, hal-hal semacam itu akan membuat saya jengkel. Betapa tidak, anak-anak didik yang saya hadapi ini usianya sudah remaja, bahkan menjelang dewasa, jadi semestinya mereka sudah tahu dengan pasti segala aturan dan tata karma yang semestinya berlaku di masyarakat, terutama di ruang kelas. Akan tetapi, perlu digarisbawahi jika hal-hal itu hanya akan membuat saya berhenti mengajar sejenak, mencoba menasehati dan berdamai dengan mereka, lalu melanjutkan kembali kegiatan belajar-mengajar seperti sedia kala. Tanpa kelanjutan kisah, tanpa drama, dan tanpa ker...

Glowzy and Girl Power!

On 21 st April 1879, Raden Ajeng Kartini was born in Jepara, Central Java. She was the role model for women in our country because of her role in gender equality, women’s right, and education. Although she died in a very young age, 25 years old, her spirit lives on. She was then established as one of Indonesia’s national heroine and keep inspiring each and every woman in Indonesia. We celebrate her birthdate every year and call it as Kartini Day. On the exact same day, 139 years later, four girls from Global Prestasi Senior High School surely prove themselves to continue the spirit of Raden Ajeng Kartini. They are Dyah Laksmi Ayusya, Josephine Audrey, and Olivia Tsabitah from grade XI, also Putu Adrien Premadhitya from grade X. They may not be educators like who Kartini was, but they have proven that women in a very young age could achieve something great with their passion, team work, and perseverance. Yes, under the name of GLOWZY, the girls has once again proven tha...

Penutup yang Manis untuk Glowzy Senior

Glowzy Senior di Lomba Modern Dance Trisakti, November 2017 Izinkan saya untuk mulai bercerita, mengenai 4 gadis – tadinya 5, namun yang satu memutuskan pindah sekolah – yang senang menari. Semua bermula di tahun ajaran 2016/2017 lalu ketika mereka memutuskan untuk bergabung dengan ekskul yang saya ampu: modern dance. Kala itu mereka memang belum dibentuk sebagai satu tim, karena memang tim yang dibuat belum beraturan. Kebijakan pelatih saat itu adalah menurunkan siapa pun yang memang siap untuk mengikuti berbagai lomba. Jadi, tak peduli angkatan sama, berbeda, atau bongkar pasang personil, pelatih akan menurunkan hanya mereka yang siap saja. Alhasil, hanya satu dari empat gadis itu yang memiliki pengalaman lomba di tahun pertamanya. Di tahun kedua mereka bergabung dengan ekskul ini, yang sekaligus juga tahun terakhir mereka di SMA, saya memutuskan untuk mengganti pelatih. Berbagai hal menjadi pertimbangan saya, antara lain prestasi yang mandeg, kekompakan tim yang tak terj...

Penantian Terpanjang

Dua jam terpanjang dalam hidupku dimulai. Terisolasi di sebuah sudut sempit, tanpa apa pun yang bisa menyelamatkanku dari rasa jemu.  Tanpa gawai, tanpa buku, bahkan tanpa ransum yang mampu menghilangkan dahaga. Tanpa sesosok insan pun yang akrab menemani. Hanya bisa memandangi mereka, makhluk-makhluk yang tengah berjuang demi asa dan cita. Berkutat menatap apa yang ada di hadapan. Beberapa terlihat begitu muram, seperti tak tahu arah mana yang akan mereka tuju. Beberapa lainnya nampak tak memedulikan sekitar, dengan dahi yang mengernyit dan bibir yang seolah mencibir. Dan di sudut lain, satu dua makhluk nampak begitu lelah, memilih untuk menyerah, dan terbuai ke alam mimpi. Sementara aku, hanya bisa terdiam. Memandang semua dari sudut isolasi di hadapan raga-raga mereka. Begitu terus hingga dering bel terdengar menandakan penantian sepanjang dua jam ini berakhir. Setelah itu, aku terbebas merdeka dari kewajibanku sebagai pengawas silang UNBK di sekolah sebelah! ***** K...