Skip to main content

Posts

Fallen Angel (part 5)

Malaikat itu jatuh... Karena manusianya seolah tak membutuhkannya lagi. Maka ia pun patah hati dan putus asa. Berada di persimpangan, hendak memilih antara menjelma menjadi iblis atau mematahkan sayapnya dan turun ke bumi menjadi makhluk fana. Akan tetapi... Malaikat itu telah lupa. Manusia yang ia cintai memang meninggalkannya, namun selama ini ia telah menutup mata dari sekitarnya. Ia tidak melihat ada manusia-manusia lain yang membutuhkan sentuhan kasih sayangnya. Dan tepat di hadapannya, berdirilah seorang manusia yang teramat terpuruk sehingga benar-benar mendambakan pelukan sang malaikat. Ia terpekur, merefleksikan bayangan setiap episode kehidupannya... Ketika manusia yang ia cintai menjauhinya, ada manusia lain yang sangat membutuhkannya. Ketika manusia yang ia cintai mencari ketenangan di tempat baru, ada manusia lain yang mendamba ketenangan darinya. Haruskah ia berjuang kembali dan tetap menjadi malaikat yang penuh kasih sayang? Ataukah ia akhiri saja sem...

Fallen Angel (part 4)

(Jika) aku memilih menjadi manusia... "Tidakkah ada cara lain? Mengapa malaikat tak boleh mencinta?" ratapku. Kedua penjaga surga itu hanya menatapku dingin. Mereka kemudian menyeretku dengan paksa menuju gerbang keemasan tempat keindahan semestinya bermula. Namun bagiku, ini adalah akhir dari segalanya. Penjaga pertama membuka gerbang itu. Lalu ia menatapku dan berkata, "kamu tak akan membutuhkan keduanya lagi." Secepat kilat ia mengeluarkan pedang timah bertahta berlian dan menebas kedua sayapku sebelum aku mampu menyadarinya. Penjaga kedua mendorongku dan aku merasakan jatuh berkepanjangan dari ketinggian langit... Entah berapa lama aku terjatuh. Aku merasakan tanah yang keras berhiaskan rerumputan hijau yang terpangkas rapi. Aku seolah mengenali tempat ini. Kebun belakang seseorang yang rasanya tak asing. Pandanganku buram. Ragaku entah seperti apa rasanya. Sebentar... raga? Aku menyentuh kulitku. Ada guratan nadi berbayang dari balik kulitku yan...

Fallen Angel (Part 3)

(Jika) akhirnya aku memutuskan untuk menjelma menjadi iblis... "Lucifer, masih ada kah tempat bagiku dalam kerajaanmu?" ratapku. "Jika hatimu mendendam, maka tempat itu selalu ada..." ucapnya tersenyum puas. "Akan jadi iblis macam apa aku? Aku hanya mendendam padanya. Hanya dia. Aku tak tahu cara membenci manusia-manusia lainnya." "Kau hanya perlu melihat jauh ke relung hati mereka dan menemukannya sendiri. Semua manusia pada dasarnya sama." "Mereka semua jahat?" tanyaku bingung. "Tentu saja." Maka aku pun tak mematahkan sayapku. Kubiarkan ia membara terbakar api neraka. Panas. Namun entah mengapa menimbulkan gejolak di dalam jiwaku. Aku merasa terlahir kembali. Aku turun ke dunia tak lagi sebagai sang penyelamat, melainkan kini sebagai sang penghancur. Kuhancurkan hati semua lelaki yang terjatuh pada daya pikatku. Kuhisap semua hasrat mereka hingga mereka tinggal raga dengan jiwa yang kosong. Mereka semu...

Fallen Angel (part 2)

Lucifer berkata, "Menjelmalah menjadi pasukanku. Mendendamlah. Membencilah. Iblis adalah pasukan abadi yang tak terkalahkan." Namun aku bingung. Gabriel memberikanku pilihan sulit. Aku tak mau bertransformasi menjadi iblis. Aku tak ingin rasa amarah menguasai jiwaku, menggerogoti ragaku. Kecuali jika itu adalah satu-satunya cara untuk melupakan kesedihanku. Melenyapkan patah hati. "Untuk apa kamu mematahkan sayapmu dan merendahkan dirimu menjadi makhluk fana? Manusia yang kamu cintai telah menyakitimu. Kamu tak akan bertahan sedetik pun menghirup oksigen di muka bumi," goda Lucifer. Raja iblis itu benar. Manusia yang menyebabkanku begini. Ia membuatku jatuh cinta, kemudian membuangku begitu saja. Aku bahkan terusir dari surga karena malaikat tak semestinya jatuh cinta. Dan aku tak pernah bisa kembali kepada manusiaku itu, karena ia telah melupakanku. Tak membutuhkanku. Bahagia dengan dunianya sendiri, tanpa diriku. Mengapa aku mampu mengecap rasa cinta? ...

Fallen Angel (part 1)

I only have to help one man, and I have failed. I should have just help him and let him be a better human, but I fell in love with him instead. Why? An angel aren't supposed to fall in love. Angels don't have feelings. Their hearts are numb. So, why do I taste love? And why does it hurts so bad after he left me for another human?             So, Gabriel sent me away. He forbid me to come back to heaven. He said I only have two options, ask Lucifer to join his army or fall down to earth. Be a devil or a human. I guess some angels are meant to fail, to fall. I'm just a fallen angel. It's the same as death.

Three-in-One Project: Harapan #3 Merindukan Jupiter

Entah mana yang lebih menyakitkan, sebuah kebohongan atau janji yang tak dapat ditepati. Sebuah kebohongan, setidaknya sudah menunjukkan niat sang pembohong yang sejak awal hampir dapat dipastikan buruk. Namun sebuah janji? Ia dibuat dengan penuh harapan. Terkadang, janji yang patah berdampak jauh lebih buruk daripada kebohongan. Janji yang patah tak hanya membuat orang yang dijanjikan kehilangan kepercayaan, namun ia juga akan kehilangan harapan. Dan kamu pernah berjanji akan mencintaiku seluas jagad raya... ***** “Mungkin saat ini cintamu sebesar Jupiter, dan aku hanyalah Uranus. Namun cintaku akan terus berkembang melebihi Jupiter, sementara kamu hanya akan tetap menjadi Jupiter. Selalu menjadi Jupiter.” Aku ingat kamu mengucapkan kata-kata ini kepadaku, saat kita masih berseragam putih abu-abu. Saat itu kamu memang sering menggila, menyatakan perasaanmu kepadaku, kapan pun dan di mana pun. Akan tetapi aku tidak pernah menyukai kata-katamu itu. Semua hanya mem...

Three-in-One Project: Harapan #2 Bayangan

Untuk kau yang aku inginkan, namun belum menjadi milik kami. Apa kabar? Kuharap kau sedang bersenang-senang di sana. Kami di sini baik-baik saja, walaupun cuaca panas sekali. Seringkali kami tertawa, membayangkan dirimu bersama Tuhan di atas sana berkelakar sambil mengarahkan matahari ke arah kami. Seperti apa cuaca di sana? Pasti menyejukkan. Penuh dengan angin yang membuai menenangkan. Ah, tak heran kau betah di sana. Sementara di sini kami berkeringat, kau bersantai di sana di bawah teduhnya tangan Tuhan. Kadang aku berpikir, jiwa-jiwa sepertimu sungguh beruntung bisa begitu dekat denganNya! Hari ini aku kembali mengecek. Hasilnya sama. Kau belum bisa menjadi milik kami. Sudah kering air mataku, dan kami hanya bisa melempar pandangan lesu ke arah satu garis sialan yang menentukan bahwa kau belum bisa datang kepada kami. Awalnya kami frustrasi. Marah. Kecewa. Bingung. Tapi kini kami hanya bisa menarik nafas panjang dan bertukar pelukan. Bertukar kata-kata penyemangat, dan sa...