Suatu hari, salah seorang murid saya pernah bercerita. “Miss, cita-cita saya yang sesungguhnya adalah menjadi dokter,” katanya. Oh, to be a doctor is a very common dream. Everybody wants to be a doctor. Rata-rata beralasan karena nyari uangnya gampang, ekonominya bakal terjamin, dan hal lainnya yang tidak jauh-jauh dari masalah status sosial ekonomi di masyarakat. “Saya ingin menjadi dokter karena saya benar-benar ingin menolong orang yang tidak mampu. Saya kasihan lihat orang miskin mau berobat susah. Rumah sakit dan obat mahal semua,” katanya lagi. I felt so amazed. It feels like talking to an angel. Heaven on earth, I really couldn’t believe it. Maka sebagai guru yang baik, saya kemudian mendorongnya untuk masuk IPA saat penjurusan. Apalagi hasil psikotesnya juga menyatakan bahwa anak ini lebih bisa berkembang di jurusan IPA daripada di IPS. Masuk IPA, kemudian masuk Fakultas Kedokteran, dan benar-benar mengejar mimpinya menjadi dokter. Sesederhana itu. Namun ya...