Bagaimana caranya mengucapkan perpisahan? Aku tak pernah
dapat memahaminya dengan jelas.
Saat cinta pertama meninggalkanku, aku hanya dapat mengingat
tangisan. Dia yang pertama kali mengajarkanku soal cinta, mengenalkanku pada
komiten, melebur perbedaan, ciuman pertama, kemudian pergi begitu saja. Pada
akhirnya hanya ada tangisan.
Saat ibu keduaku berpulang, aku hanya dapat mengingat
kesedihan dan kehilangan. Beliau yang selalu mendekapku, memberiku rasa aman,
menungguiku saat aku takut pergi ke sekolah, membacakanku cerita sebelum aku
tidur, kemudian hanya tinggal jasad tanpa ruh. Pada akhirnya hanya ada
kesedihan dan kehilangan.
Saat buah hatiku kembali ke surga, aku hanya dapat mengingat
keterpurukan dan rasa sakit yang mendalam. Makhluk tak berdosa yang tumbuh di
dalamku, berdetak bersama jantungku, bernafas bersama paru-paruku, yang sempat
tak kuinginkan, yang sempat membuatku khawatir, kemudian kembali ke surga seolah
ia mengerti bahwa aku belum siap. Pada akhirnya hanya ada keterpurukan dan rasa
sakit yang mendalam.
Semua itu terekam jelas dalam ingatanku, merasuk dalam
jiwaku, setiap jengkal perasaan saat seseorang pergi meninggalkanku.
Namun bagaimana bila aku yang harus meninggalkan?
Apa yang harus kulakukan?
Apa yang harus kuucapkan?
Apa yang akan dirasakan oleh orang yang kutinggalkan?
Kini aku hanya merasakan kecemasan, kekhawatiran, dan
ketakutan. Aku takut orang yang akan kutinggalkan tidak mampu menghadapi
perpisahan, sebagaimana aku juga tak pernah mampu menghadapinya selama ini.
Namun perpisahan itu harus dilakukan. Tidak ada jalan lain
selain berpisah dan berusaha meraih kebahagiaan di jalan hidup masing-masing. Kami
tengah berada di persimpangan jalan dan bingung hendak beranjak ke arah mana. Sampai
kapan akan begini terus? Harus ada yang berani memulai, meski berat. Meski tak
ingin.
Aku menyayanginya, akan tetapi ini adalah satu-satunya jalan
yang harus dilalui. Ini adalah yang terbaik, meski yang terbaik tak selamanya
mudah. Terkadang yang terbaik akan membuat jatuh dalam kesengsaraan terlebih
dahulu, baru setelah itu bangkit kembali. Dan ini adalah yang terakhir dariku.
Selamat tinggal, sayang!
Comments
Post a Comment