Jauh sebelum Jakarta dipadati dengan hiruk pikuk kemacetan
nyaris setiap harinya, saya – yang tentu saja masih kanak-kanak kala itu –
termasuk orang yang menikmati bepergian dengan kendaraan umum. Saat itu, sekira
20 tahun yang lalu, rasanya bepergian dengan kendaraan umum mudah saja. Tak
perlu berpanas-panas atau bermacet-macet, serta tak perlu khawatir akan
kriminalitas yang bisa terjadi di atas kendaraan umum.
Dahulu, semua terasa serba simple. Mama saya sering mengajak
saya dan Wina, adik saya, naik bemo. Dari rumah kami di bilangan Duren Sawit
hingga ke kantor Mama di Rawamangun. Naik bemo terasa asyik. Apalagi Mama
selalu menempatkan saya di kursi depan sebelah supir sambil berpesan kepada
sang supir, “Bang, anak ini bayar ya. Jadi duduknya sendiri, jangan naikin
penumpang lagi di depan.”
Sementara, Mama dan Wina akan duduk dibelakang, persis di
belakang supir supaya saya masih merasa nyaman karena dapat melihat mereka
berdua. Saya ingat ada kaca pemisah antara bagian depan tempat saya dan supir
bemo duduk dengan penumpang di belakang. Kemudian ada bel juga di kaca itu
sebagai penanda jika ada penumpang yang minta turun di mana saja.
Seiring berjalannya waktu, bemo makin punah karena
pemerintah DKI mulai mengadakan larangan. Enam tahun lalu saya masih bisa
menemukan Bemo di kawasan Benhil dan Klender, namun entah sekarang. Semenjak
Jakarta diwarnai kemacetan, suara deru bemo perlahan menghilang ditelan
padatnya bus kota, mobil pribadi, dan sepeda motor. Naik bemo pun tinggal menjadi
kenangan.
By the way, terima kasih museumceria untuk Kisah Kelana hari
ini. Mas Arya (3th) dan Ade Wira (2th) untuk pertama kalinya berkunjung ke
museum. Mereka senang sekali. Semoga semakin banyak fasilitas dan acara yang
memadai untuk para balita (beserta orang tuanya) yang ingin membudayakan
kunjungan ke museum sebagai kegiatan akhir pekan.
Notes:
Tulisan ini diposting untuk mengisi Parent's Memory di blog dan twitter Museum Ceria, sebagai rangkaian dari program Kisah Kelana yang diselenggarakan di Museum Transportasi TMII pada hari Minggu, 7 Oktober 2012.
Comments
Post a Comment