Skip to main content

Fallen Angel (part 4)



(Jika) aku memilih menjadi manusia...

"Tidakkah ada cara lain? Mengapa malaikat tak boleh mencinta?" ratapku. Kedua penjaga surga itu hanya menatapku dingin. Mereka kemudian menyeretku dengan paksa menuju gerbang keemasan tempat keindahan semestinya bermula. Namun bagiku, ini adalah akhir dari segalanya.

Penjaga pertama membuka gerbang itu. Lalu ia menatapku dan berkata, "kamu tak akan membutuhkan keduanya lagi."

Secepat kilat ia mengeluarkan pedang timah bertahta berlian dan menebas kedua sayapku sebelum aku mampu menyadarinya.

Penjaga kedua mendorongku dan aku merasakan jatuh berkepanjangan dari ketinggian langit...

Entah berapa lama aku terjatuh. Aku merasakan tanah yang keras berhiaskan rerumputan hijau yang terpangkas rapi. Aku seolah mengenali tempat ini. Kebun belakang seseorang yang rasanya tak asing.

Pandanganku buram. Ragaku entah seperti apa rasanya. Sebentar... raga? Aku menyentuh kulitku. Ada guratan nadi berbayang dari balik kulitku yang telanjang. Mengapa aku merasa janggal? Dan samar-samar tercium aroma darah...

Punggungku terasa hangat dan aku merasakan sensasi asing. Tidak menyenangkan. Sepertinya tubuhku memberontak, panas, setiap tulang dan daging yang kumiliki begitu pedih. Inikah yang dinamakan rasa sakit?

Kujangkau punggungku dengan tanganku yang gemetaran. Sepertinya ada luka menganga yang mengeluarkan darah tiada henti. Mengapa aku bisa memiliki luka sebesar ini? Aku tak mampu mengingatnya.

Tubuhku terasa panas dan melemah. Pandanganku semakin kabur. Aku tidak tahu harus berbuat apa.

"Siapa di situ?" Sebuah suara memecah keheningan. Seorang lelaki yang rasanya tak asing, membuka pintu rumahnya dan menghampiriku.

"Ya Tuhan, apa yang telah terjadi padamu?" Lelaki itu memanggil namaku berulang-ulang dan aku semakin tak sadar. Ia membungkus tubuhku dengan jaketnya dan menggendongku masuk rumah. Bulir-bulir darah yang terus mengalir nampaknya membuatnya panik dan ia sibuk komat-kamit menghubungi entah siapa melalui telepon genggamnya. Aku hanya mendengar ia berucap, "Ini darurat!"

Ada yang akrab dari sosoknya, namun aku tidak tahu mengapa. Sepertinya ia mengenaliku dan nampak cemas.

Akan tetapi, sekuat apa pun aku berusaha mengingat, aku tak mengenalinya. Aku bahkan tak tahu siapa diriku dan apa yang tengah kulakukan di halaman belakang rumahnya.

Aku semakin lemah dan tak sadarkan diri...

Comments

Popular posts from this blog

Tiga Dara SMA Global Prestasi Raih Juara di E-Subscribe 2020

  Pandemi ternyata tidak menyurutkan semangat siswa-siswi SMA Global Prestasi untuk meraih juara dalam kompetisi. Tiga siswi ini mampu membuktikannya. Mereka adalah Filadelfia Debora Paulina (Fia) dari kelas XI Science 2, Morietnez Azra Mashuri (Morie) dari kelas XI Social 1, dan Gita Pertiwi Wandansari (Gita) dari kelas XII Social 2. Ketiganya meraih gemilang di kompetisi daring yang diselenggarakan oleh SMAK Penabur Summarecon Bekasi, E-Subscribe 2020. Hari Sabtu, 7 November 2020 lalu, tiga dara yang mewakili SMA Global Prestasi ini resmi diumumkan sebagai pemenang melalui channel Youtube resmi SMAK Penabur Summarecon Bekasi. Fia dan Morie berhasil meraih prestasi di Lomba Cover Lagu, yaitu Fia sebagai juara 1 dan Morie sebagai juara 2. Dalam video yang dikirimkan untuk lomba, Fia menyanyikan lagu Manusia Kuat milik Tulus, sementara Morie membawakan lagu Tundukkan Dunia yang dipopulerkan oleh Bunga Citra Lestari. Penentuan juara ini dilakukan lewat seleksi dewan juri dan jug...

Boyband-Boybandku

Minggu pagi ini usai mengudap camilan dan menyeruput segelas teh manis hangat sambil menikmati geliat ikan-ikan kecil di kolam, saya memutuskan untuk sedikit berolah raga. Di dalam rumah tentunya, karena cuaca pagi ini sedikit mendung dan menyisakan kubangan-kubangan kecil dari hujan semalam. Menu olah raga ini tak istimewa, hanya senam ringan di depan televisi ditemani lagu-lagu dari kanal Youtube.  Boyband 1990s songs,  tulis saya di mesin pencari. Lantas keluar deretan video musik dari berbagai grup yang populer kala saya masih berseragam putih biru dan putih abu-abu. "Jadul dan membosankan," ucap anak bungsu saya yang baru beranjak 10 tahun. Enak saja, batin saya. Anak kecil ini tak tahu betapa gandrung ibunya pada boyband-boyband ini. Poster-poster yang menghiasi kamarnya, kaset yang dikoleksi hingga lengkap, dan majalah remaja yang tak pernah dilewatkan tiap minggu demi membaca berita maupun mendapatkan bonus pin para jejaka biduan ini. Sama sekali tidak membosankan. Me...

Merayakan Keberagaman Budaya dan Kekayaan Bahasa

Sudah menjadi tradisi bagi Global Prestasi Senior High School merayakan dua hari besar, Sumpah Pemuda dan Pahlawan, setiap tahunnya. Mengingat dua hari tersebut terpaut tak terlalu jauh, maka perayaannya pun dipadukan menjadi satu. Di sekolah ini, kami menamainya sebagai Bulan Bahasa. Sebuah perayaan yang mengusung keberagaman budaya dan kekayaan Bahasa di Tanah Air. Bulan Bahasa tahun ajaran 2014/2015 jatuh pada hari Selasa, 11 November lalu. Perayaan ini berlokasi di area Senior High School dan ditutup dengan acara puncak di Sport Hall. Perayaan berlangsung sejak pukul 07.00 hingga 15.30. Bertindak selaku penanggung jawab kegiatan adalah Mrs. Anitya Wahdini, S.Sos. Bulan Bahasa 2014 kali ini menjadi cukup istimewa karena diawali dengan serah terima pengurus OSIS, dari OSIS angkatan 8 yang diketuai Jauharah Dzakiyyah (XII Science3) ke OSIS angkatan 9 yang dikomandoi Hinggista Carolin (XI Science3). Jadi, Bulan Bahasa sekaligus menjadi debut OSIS angkatan 9 dalam unjuk gig...