sothenstories.com “Narayana.” “Hmmmm, kedengarannya seperti nama lelaki,” ucap Ardhy penuh curiga. “Memangnya kenapa? Kamu cemburu?” Ardhy mencubit hidungku dengan kekuatan yang sama sekali tak disadarinya. “Aduh, sakit!” Aku berteriak seraya menjauhkan tubuhku dari lelaki yang dari aroma tubuhnya baru saja menjalani rutinitas paginya: bercukur. Bau lemon mint. “Memangnya kenapa sih? Narayana itu nama yang bagus,” ujarku sewot. “Kalau begitu, aku juga punya nama. Clarissa,” balasnya tak mau kalah. “Clarissa itu seperti nama gadis cantik yang bakal membuatmu jatuh cinta setengah mati, lalu meninggalkanmu begitu saja.” “Enak saja! Clarissa itu baik hati dan lemah lembut!” “Oh, kalau begitu cari saja sana gadis yang bernama Clarissa sampai ke ujung dunia!” ucapku makin sewot. Belum sempat Ardhy melanjutkan ucapannya, aku merogoh dalam-dalam tas tanganku dan nyaris membongkar seluruh isinya. Sebuah buku kuno bersampul cokelat yang berhasil kut...