Skip to main content

Dia Lagi, Dia Lagi, Dia Melulu!

Ga bisa tidur, mau nulis cerita aja deh...

Seperti biasa pagi tadi upacara bendera. Dan seperti biasa pula tu anak kesayangan satu telat. Jadinya baris di luar gerbang. Nyaris dipulangin sama pasukan saya yang baru hehehehe...

Entah kenapa, hari saya memang terasa belum lengkap kalo belum bawelin atau ngomelin dia. Dan sepertinya hari dia juga ga berwarna kalo belum ngebantah dan nahan kesel sama saya. Hahaha gitu deh kalo anak sayang banget sama emaknya ya, mau marah juga ga bisa. Akhirnya cuma bisa nahan emosi. Jengkel!

Tadi pagi tema perseteruan kami adalah soal celana. Menurut saya, udah dari zaman kelas 11 tu anak celananya ketat tapi ga diganti juga. Padahal tau sendiri dong saya kalo udah bawel kayak apa. Menurut dia, celananya gede. He eh, iya deh gede sampai-sampai buat jongkok ga bisa. Hmmm...

Seperti biasa dia ngebantah. Alesannya banyak. Ngibulnya juga lebih banyak lagi. Di depan semua orang dia ngebantah.

"Mama batu banget sih kalo dibilangin!"
(Lah, yang batu sebenarnya saya atau dia?)

"Ketat apaan sih, Ma? Celanaku tuh gede gini kok."
(He eh, gede... Dipaksa jongkok, robek ya!)

"Ah, gamau ah kalo mesti ke kesiswaan. Apaan sih, Ma? Hebat banget ni sekolahan!"
(Ngeselin kan ya emang ni anak lama-lama...)

Buat sesama kelas 12, dan juga kelas 11, pemandangan gini kayaknya sudah biasa mereka lihat sejak tahun lalu. Kebanyakan tadi cuma ketawa-ketawa aja lihat kami ribut sendiri, padahal upacara masih berlangsung.

Tapi saya lupa... kelas 10 tidak tau apa-apa soal kami. Dan mereka tentu saja tidak luput dari memandangi kami berdua dengan terheran-heran.

Alhasil, ketika tadi saya mengajar di salah satu kelas 10, seorang anak dengan polosnya bertanya, "Miss punya anak ya di sekolah ini?"

"Iya, ada dua di SD," kata saya sambil lalu.

"Bukan, Miss. Anak yang udah gede," katanya lagi.

"Hah? Anak kandung?" tanya saya mulai heran.

"Iya, Miss. Cowok, udah gede," kata anak itu.

"Oh, yang tadi dateng pas istirahat? Itu alumni kok," kata saya menebak apa jangan-jangan anak itu melihat saya mengobrol bersama dua alumni siang tadi.

"Bukan, Miss. Itu loh, yang tadi Miss marahi pas upacara bendera. Itu anak Miss kan ya?" tanyanya.

OALAH!!!!

Hahahahhaa saya speechless deh. Ga bisa berhenti tertawa. Mirip dari mana?! Apa karena perseteruan kami tadi terasa kayak emak dan anak beneran ya? Hahahhaaa duh gamau ah!

First ever picture yg ga pernah dipost gara2 dia bilang dia gendut. Namanya juga si Ndut...

Comments

Popular posts from this blog

Story of a Friend

Sahabatku, Miss Elen. Ia memang tak lagi mengajar di sekolah yang sama denganku, namun aku selalu mengingat segala keseruan saat bekerja dengannya. Tentu bukan dalam hal mengajar, karena kami sama sekali berbeda. Ia mengajar Biologi, sementara aku mengajar Sosiologi. Hal yang membuat kami seiring adalah sifat dan kegemaran yang serba bertolak belakang. Hihihi... lucu ya, betapa dua individu yang sangat berbeda bisa lekat. Mungkin seperti magnet, jika kutubnya berbeda, maka magnet akan melekat. Bayangkan saja, kami memang sama-sama menyukai film. Namun ia lebih tersihir oleh film-film thriller dan horor. Sutradara favoritnya Hitchcock. Sementara aku lebih memilih memanjakan mata dan daya khayal lewat film-film Spielberg. Lalu kami juga sama-sama menyukai musik. Jangan tanya Miss Elen suka musik apa, karena nama-nama penyanyi dari Perancis akan ia sebutkan, dan aku tidak akan paham sama sekali. Akan tetapi saat ia kuperkenalkan dengan Coldplay, Blur, dan Radiohead, ia s...

(Promo Video) Not an Angel, a Devil Perhaps

Dear friends, family, students, and readers, This is a video promotion for my 1st ever novel: Not an Angel, a Devil Perhaps I wrote it in a simple chicklit style, but the conflict and message are worth to wait. Unique, and not too mainstream. If I could start a new genre, probably it will be Dark Chicklit or what so ever. I will selfpublish Not an Angel, a Devil Perhaps  with one of Jakarta's indie selfpublish consultant in a couple of month. Just check out the date and info from my blog, twitter, facebook, or blackberry private message. Please support literacy culture in our country. Wanna take a sneak peak of my novel? Check out this video! Cheers, Miss Tya

Saat Sidang KTI Menjadi "Beban"

Dear Batch 11, Saya tergelitik untuk menulis ini karena hari ini ada dua fakta berlalu di hadapan saya. Mengenai apa? Tentu saja tentang Karya Tulis Ilmiah alias KTI yang sepertinya menjadi momok dan beban berat yang menggantung di pundak kalian. Fakta pertama, tumpukan KTI yang semestinya saya uji beberapa minggu lagi masih tipis. Baru dua dari tujuh yang mengumpulkan. Padahal untuk menguji, saya harus membaca dan itu butuh waktu. Percaya deh, saya tidak mau membudayakan KTI asal jadi (yang penting ngumpul), maka saya pun berusaha serius menanggapi tanggung jawab ini. Jadi jangan harap ujian dengan saya itu bakalan woles dan asal-asalan ya.. Fakta kedua, anak-anak yang "stress" menhadapi hari ujian mulai berseliweran di depan mata saya. Ada yang terlihat tegang, ada yang menanggapi sambil lalu seolah tidak mau memikirkan, bahkan ada yang sampai menangis. Mau tidak mau akhirnya timbul pertanyaan di benak saya, "sebegininya ya sidang KTI itu?" Saya paham, i...